Dalam belajar matematika, meskipun kita mampu mengkreasikan suatu konsep dalam
pikiran kita, namun tidak bila lepas dari konsep-konsep matematika yang
ditemukan oleh ahli matematika terdahulu. Seorang jeniuspun tidak akan
melakukanya tanpa ini (konsep-konsep terdahulu). Hal ini terutama pada tahap
awal menjadikan dan pada kebanyakan siswa sangat bergantung pada pengajaran
yang baik. Untuk mengetahui apai itu matematika, bagaimana mengajarkannya dan
bagaimana mengkomunikasikannya pada orang yang tingkat konseptualnya lebih
rendah merupakan beberapan hal yang perlu diperhatikan. Khusus mengenai
bagaimana mengajarkan matematika pada orang yang tingkat konseptualnya lebih
rendah saat ini kurang mendapat perhatian. Akibatnyan banyak siswa selama
sekolah tidak suka bahkan takut terhadap matematika.
Banyak usaha yang telah dilakukan untuk memperbaiki
hal ini. Misalnya, dengan memperkenalkan model
pembelajaran baru, penyajian yang lebih menarik, penyajian melalui TV dan
lain-lain. Semua usaha ini akan lebih berarti bila proses mental yang terjadi
dalam matematika juga diperhatikan. Dalam pembahasan ini, biarpun kita sedang
membicarakan konsep-konsep matematika, namun kebanyakan contoh yang dipakai
adalah non matematika. Konsep-konsep matematika dihasilkan dari beberapa
pengabstraksian, disimpulkan dari abstraksi-abstraksi dan seterusnya, sehingga
alas an psikologis yang semula dalam bahaya menjadi hilang oleh kekomplekkan
contoh-contoh matematika. Bahkan setelah diperiksa topik-topik sederhana
seperti menghitung perkalian panjang,
banyak memuat konsep-konsep tingkat rendah.
0 Comments:
Posting Komentar