Sikap
merupakan bagian hasil belajar.Sikap dapat di pengaruhi, diarahkan, dan di
bentuk dalam pendidikan. Melalui sikap individu akan memiliki
kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu
terhadap dunia luar, baik berupa individu ataupun objek tertentu.
Terdapat lima jenis karakteristik afektif berdasarkan tujuannya,
yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
a. Sikap
Dalam pengertian sempit sikap adalah pandangan atau
kecenderungan mental kecenderungan yang relatif menetap untuk
beraksi dengan baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu
menurut Mueller sikap adalah menyukai atau menolak suatu objek
psikologis.Selanjutnya Mueller menyatakan bahwa sikap adalah
pengaruh atau penolakan, penilaian, suka atau tidak suka, kepositifan
atau kenegatifan terhadap suatu objek psikologis.
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa pada prinsipnya sikap
adalah kecenderungan individu atau siswa untuk bertindak dengan cara
tertentu. Perwujudan perilaku belajar siswa-siswa akan di tandai dengan
munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan tugas) terhadap suatu objek, tata nilai, dan sebagainya.
b. Minat
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif
menetap pada diri seseorang minat ini besar sekali pengaruhnya
terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu
yang diminatinya, sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu. Misalnya seorang anak menaruh minat terhadap
bidang kesenian maka dia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak
tentang kesenian.
Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat
murid baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun
yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri, dan
minatnya.William James melihat bahwa minat siswa merupakan faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi efektif
merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif
dalam belajar.
Mengingat pentingnya minat dalam belajar seorang tokoh
pendidikan lain dari Belgia yakni Ovide Decroly mendasarkan sistem
pendidikannya pada pusat minat yang pada umumnya dimiliki oleh
setiap orang yakni minat terhadap makanan perlindungan terhadap
pengaruh iklim (pakaian, dan rumah) mempertahankan diri terhadap macam-macam bahaya dan musuh bekerja sama dalam olahraga.
Mursall dalam bukunya Succesful Teaching memberikan suatu
klasifikasi yang berguna bagi guru dalam memberikan pelajaran bagi
siswa ia mengemukakan 22 macam minat yang diantaranya ialah bahwa
anak memiliki minat terhadap belajar.
Dengan demikian, pada hakekatnya setiap anak berminat terhadap
belajar dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat anak
terhadap belajar.
c. Konsep Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan
individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target,
arah dan intensitas konsep pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain.
Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti
sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa
dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, mulai dari rendah sampai
tinggi. Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta
didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri,
dapat di pilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu
informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi
belajar peserta didik dengan tepat.
d. Nilai
Nilai menurut Rokeach merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang
dianggap buruk.Selanjutnya di jelaskan bahwa sikap mengacu pada
suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi,
sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.Target nilai cenderung
menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan
perilaku.Arah nilai dapat positif dan dapat negatif.
e. Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap
kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang di lakukan
diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau
melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan
dengan keyakinan agama seseorang, yakni keyakinan akan perbuatan
yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai
dan keyakinan seseorang.